Gerakan Ekofeminisme dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s)

Rusydan Fauzi Fuadi(1*), Ramadhanita Mustika Sari(2),


(1) 
(2) 
(*) Corresponding Author

Abstract


ABSTRAK: Ekofeminisme adalah sebuah gerakan yang lahir dari kegelisahan perempuan di berbagai belahan dunia dan dari beragam profesi yang menentang ketidakadilan terhadap perempuan yang selalu dikaitkan dengan mitos-mitos yang tidak berdasar. Oleh karenanya aktivis lingkungan perempuan terus berupaya untuk melawan stigma yang telah tersebar di masyarakat dan mencoba untuk bangkit berperan dalam menyelamatkan bumi sehingga terwujud kehidupan yang ideal, ramah lingkungan, dan ramah perempuan. Gerakan ekofeminisme ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s), di mana di antara 17 pilar tersebut dua di antaranya merupakan fokus utama gerakan ekofeminisme yaitu pilar Kesetaraan Gender dan pilar Penanganan Perubahan Iklim. Di samping itu pula, Islam sebagai agama rahmatan lil alamin memandang ekologi dan kesetaraan gender sebagai suatu elemen penting yang saling terhubung satu sama lain sehingga terciptalah Hablum minal Alam atau hubungan dengan alam yang semakin harmonis. Kata Kunci: Ekofeminisme, Lingkungan, Ekologi, SDG’s. ABSTRACT: Ecofeminism is a movement that was born from the anxiety of women in various parts of the world and from various professions who oppose injustice against women who are always associated with unfounded myths. Therefore, women environmental activists continue to fight against the stigma that has spread in society and try to rise to play a role in saving the earth so that an ideal, environmentally friendly and women-friendly life is realised. The ecofeminism movement is in line with the Sustainable Development Goals (SDG's), of which two of the 17 pillars are the main focus of the ecofeminism movement, namely the Gender Equality pillar and the Climate Change Management pillar. In addition, Islam as a religion of rahmatan lil alamin views ecology and gender equality as an important element that is interconnected with each other so as to create Hablum minal Alam or a more harmonious relationship with nature. Keywords: Ecofeminism, Environment, Ecology, SDG's.

Full Text:

PDF

References


Anwar, M. S. (2021, Juli - Desember). Gender Dan Lingkungan Dalam Perspektif Al-Qur’an.

An-Nida’, 45(1), 161. doi:10.24014/an-nida.v45i2.16536

Astuti, T. M. (2012, Juni). EKOFEMINISME DAN PERAN PEREMPUAN DALAM

LINGKUNGAN. Indonesian Journal of Conservation, 1(1), 50.

Bappenas.

(2015,

Juni).

Dipetik

,

https://sdgs.bappenas.go.id/sekilas-sdgs/

dari

Kementrian

Buntaran, F. (1996). Saudari Bumi Saudara Manusia. Yogyakarta: Kanisius.

PPN/Bappenas:

Cuomo, C. J. (1998). Feminism and Ecoloical Communities: an Etnich of Flourishing. New York:

Routledge.

Dalupe, B. (2020, (September-Februari 2020)). DARI HUTAN KE POLITIK STUDI

TERHADAP EKOFEMINISME ALETA BAUN DI MOLLO-NTT. STUDI TERHADAP

EKOFEMINISME ALETA BAUN DI MOLLO-NTT, 5(2), 1.

Darmawati, I. (2002). Dengarlah Tangisan Ibu Bumi” dalam Perempuan Tangisan Ibu Bumi”

dalam Perempuan. Yayasan Jurnal Perempuan, 13.

Dewi, Y. S. (2011, September). Peran Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan Woman

in Sustinable Development. XII(2), 1.

Fahimah, S. (2017). Ekofeminisme: Teori dan Gerakan. Alamtara: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran

Islam, 1(1).

Faqih, M. (1996). Membincang Feminism; Diskursus Gender Perspektif Islam. Surabaya: Risalah Gusti.

Febriani, N. A. (2019). Ekologi Berwawasan Gender dalam Perspektif Al-Qur’an.

Gornick, V. (1988). Wanita dalam Sains. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Hoelman, M. B. (2015). Buku Panduan SDGs bagi Pemerintah Daerah (Kota dan Kabupaten) dan

Pemangku Kepentingan Daerah. Jakarta: Infid.

Husain, M. (2001). Fiqh Perempuan: Refleksi Kiai atas Wacana Agama dan Gender. Yogyakarta: LKiS.

Isshiki, Y. (2000). “Eco-Feminism in the 21 Century. In God's Image, 19(3), 27.

Levina, A. (2022, Maret Selasa). Peran Perempuan dalam Mengatasi Krisis Iklim. Diambil kembali

dari

CXO Media: https://www.cxomedia.id/human-stories/20220307181930-74

/peran-perempuan-dalam-mengatasi-krisis-iklim

Mawardi, M. (2016). Menyelamatkan Bumi Melalui Perbaikan Akhlak, dan Pendidikan Linkungan.

Yogyakarta: Majelis LH PP Muhammadiyah.

Muhammadiyah, M. L. (2011). Akhlak Lingkungan: Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan.

Yogyakarta: Majelis LH PP Muhammadiyah.

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Penulis, T. (1994). Tema-Tema Pokok Al-Qur’an II. Jakarta: Biro mental Spritual DKI & Proyek

Peningkatan LBIQ DKI.

PSW, T. P. (2003). Pengantar Studi Gender. Jakarta: Pusat Studi Wanita (PSW).

Sachs, J. D. (2015). The Age of Sustainable Development. New York: Columbia University Press.

Salleh, A. K. (1984). Deeper than Deep Ecology: The Ecofeminist Connection. Environmental

Ethics, 6(1), 339.

Soemiarno, S. S. (2008). Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan Di Berbagai Daerah Di Indonesia”,

Sinergi Perempuan Dalam Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta: Djambatan.

Yusuf, M. (2000). Perempuan, Agama dan Pembangunan. Yogyakarta: Lembaga Studi dan Inovasi

Lingkungan.




DOI: 10.24235/equalita.v6i2.21045

Article Metrics

Abstract view : 8 times
PDF - 4 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Indexed By:

                

      


EDITORIAL OFFICE:

LP2M Building, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon. Perjuangan Street of Sunyaragi, Cirebon City, West Java, Indonesia 45132 Phone. 0231-489926.

 

Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak is licensed under a Creative Commons 4.0 International License.