AKULTURASI ISLAM DAN BUDAYA LOKAL PADA TRADISI BONGKAR BUMI DI DESA CUPANG KECAMATAN GEMPOL KABUPATEN CIREBON

endah maryamah(1*), etty ratnawati(2),


(1) IAIN SNJ
(2) IAIN SNJ
(*) Corresponding Author

Abstract


ABSTRAK

Di dalam keberagamaan masyarakat muslim tidak bisa lepas dari tradisi lokal yang hidup dan berkembang sesuai dengan keadaan masyarakat setempat, dimana mereka hidup, berkomunikasi dan beradaptasi sesuai dengan lingkungan yang ada. Proses penyebaran agama Islam yang ada di Nusantara  tidak pernah terlepas dari proses akulturasi budaya, Seperi tradisi Bongkar Bumi yang berakulturasi dengan kebudayaan Islam yang sampai sekarang masih tetap eksis dilaksanakan dan sudah mendarah daging serta menjadi rutinitas bagi masyarakat Cupang pada setiap tahunnya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana acara budaya lokal tradisi bongkar bumi di desa Cupang, apa bentuk dan wujud akulturasi Islam yang terdapat pada tradisi bongkar bumi di desa Cupang, dan bagaimana persepsi masyarakat terhadap budaya lokal tradisi bongkar bumi di desa Cupang.

Sebagai kerangka pemikir akulturasi budaya Islam digunakan pendekatan antropologi yang merupakan salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktek yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Wujud praktek keagamaan yang dimaksudkan di sini adalah tentang tradisi-tradisi atau upacara-upacara yang dijalankan oleh masyarakat muslim di desa Cupang pada upacara Bongkar Bumi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori akulturasi.

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi secara menyeluruh, wawancara dan dokumentasi untuk mendapatkan informasi mengenai masalah yang diteliti.

Hasil penelitian menujukan bahwa dalam tradisi bongkar bumi menunjukan adanya bentuk akulturasi budaya Islam yang terdapat pada rangkaian upacara tradisi bongkar bumi tersebut dimana dalam rangkaian upacara bongkar bumi tersebut terdapat perpaduan antara budaya Hindu dan budaya Islam. Seperti yang dapat dilihat dari bentuk do’a yang dikolaborasikan dengan kalimat- kalimat jawa dan dipadukan dengan kalimat-kalimat do’a yang bernuansa Islami, Kemudian hiburan yang ada dalam tradisi bongkar bumi adalah wayang kulit, yang merupakan salah satu bentuk akulturasi antara buday Hindu-Budha dengan Islam.

 

Kata Kunci: Akulturasi, Islam, Budaya Lokal


Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Dudung, dkk. 2003. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta.

Abu Ahmad. 1999. Sosiolaogi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Adeng Muchtar Ghazali. 2011. Antropologi Agama (Upaya Memahami Keragaman Kepercayaan, Keyakinan, Dan Agama). Bandung: ALFABETA.

Ahmad Kholil. 2011. Agama Kultural Masyarakat Pinggiran. Malang: UIN-Maliki Press.

Elly M, dkk. 2006. lmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.

Gatut Murianto. 2000. Khazanah Budaya Lokal:Sebuah Pengantar untuk Memahami Kebudayaan Daerah di Nusantara. Adicita

Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Musyaraf. 2006. Islam Jawa, Kajian Fenomenal Tentang Pengaruh Islam dalam Budaya Jawa,Yogyakarta: Tugu Publisher.

Rusmin Tumanggoro, dkk. Ilmu Sosila dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.

Roibin. 2009. Relasi Agama dan Budaya Masyarakat Kontemporer. Malang: UIN-Malang Perss.

Roger M. Kessing. 1992. Antropologi Budaya Suatu prespektif Kontemporer. Jakarta: Erlangga.

Purwadi. 2005. Upacara Tradisional Jawa, Menggali Untaian Kearifan Lokal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.




DOI: 10.24235/edueksos.v7i2.3169

Article Metrics

Abstract view : 224 times
PDF - 2953 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial dan Ekonomi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.



 

free web stats Web Stats

ISSN 2548-5008 (online); ISSN 2252-9942 (print)
Copyright ©2022 Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial dan Ekonomi, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, IAIN Syekh Nurjati Cirebon