SYARI’AH DALAM KONTEKS NEGARA MODERN DI DUNIA ISLAM

Izzuddin Washil(1*),


(1) Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon
(*) Corresponding Author

Abstract


Pada masa klasik, ketika konsep negara masih berdasarkan agama, penerapan syari’ah tidak terlalu mengundang masalah. Namun dalam konteks modern, ketika negara tidak lagi didasarkan atas suatu agama, penerapannya tidak bisa disamakan sepenuhnya dengan penerapannya dalam konteks klasik. Pengalaman menunjukkan bahwa penerapan syari’ah dalam konteks modern dengan paradigma klasik lebih banyak memunculkan madarat daripada manfaat. Ini adalah tantangan bagi penerapan syari’ah dalam konteks modern. Dalam menjawab tantangan ini, ada dua hal penting yang harus dilakukan. Pertama, mengetahui dan mengenali prinsip dasar penerapan syari’ah. Pertanyaan apa prinsip yang mendasari penerapan syari’ah harus dijawab terlebih dahulu sebelum melangkah pada upaya penerapan syari’ah. Kedua, menemukan dan merumuskan metodologi penerapan syari’ah yang tepat agar penerapannya benar-benar mendatangkan manfaat, bukan madarat, yang seluas-luasnya.

In the classical era, when the concept of nation is still based on religion, the application of syari’ah did not invite problems exceedingly. But in the modern context, when nation is not based on a religion any more, application of syari’ah cannot be made the same as that in the classical context. Several experiences show that the application of syari’ah in modern context with the classical paradigm causes more disadvantages to appear than advantages. This is a challenge for the application of syari’ah in the modern context. In answering this challenge, there are two important things that must be done. First, one must know and recognize the basic principle of the application of syari’ah. A question what principle that provide a basis for the application of syari’ah must be answered first before applying the syari’ah. Second, one must find and formulate an accurate methodology of the application of syari’ah in order that the application invites real and wide advantages, not disadvantages.

Keywords


Tantangan Penerapan Syari’ah, Prinsip Dasar Penerapan Syari’ah, Metodologi Penerapan Syari’ah

Full Text:

PDF

References


Abdul Malik, Muhammad, “Konstitusionalisme dan Hak Asasi Manusia,” dalam https://imammalik11.wordpress.com/2012/04/25/konstitusionalisme-hak-hak-asasi-manusia/, diakses pada 14/12/2015.

Al-Halawi, Abdul Aziz, Fatwa dan Ijtihad Umar bin Khaththab, penerjemah: Wasmukan & Zubeir Suryadi Abdullah, cet. 1, Surabaya: Risalah Gusti, 1999.

Ali, Zainuddin, Hukum Pidana Islam, cet. 2, Jakarta: Sinar Gtafika, 2009.

Al-Na’im, Abdullahi Ahmed, Dekonstruksi Syari’ah, penerjemah: Ahmad Suaedy & Amirudin al-Rani, cet. 4, Yogyakarta: LKiS, 2004.

Aripin, Jaenal & Azharudin Latif, Filsafat Hukum Islam Tasyri dan Syar’i, cet. 1, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Asymawi, Muhammad Said al-, Nalar Kritis Syari’ah, penerjemah: Luthfi Thomafi, cet. 1, Yogyakarta: LKiS, 2012.

Djazuli, A., Fiqh Siyāsah, cet. 4, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.

Esposito, John L. & John O. Voll, Demokrasi di Negara-Negara Muslim, penerjemah: Rahmani Astuti, cet. 1, Bandung: Mizan, 1999.

Forte, David F., Studies in Islamic Law Classical and Contemporary Application, Oxford: Austin & Winfield, 1999.

Hasan, Mustofa & Beni Ahmad Saebani, Hukum Pidana Islam, cet. 1, Bandung: Pustaka Setia, 2013.

Hefner, Robert W., “Introduction: Shari’a Politics –Law and Society in the Modern Muslim World”, dalam Robert W. Hefner (ed.), Shari’a Politics: Islamic Law and Society in the Modern World, Bloomington: Indiana University Press, 1992.

Kamali, Mohammad Hashim, Shari‘ah Law: An Introduction, Oxford: Oneworld, 2008.

Kusumo, Ayub Torry Satriyo, “Hukuman Mati Ditinjau dari Perspektif Hukum dan Hak Asasi Manusia Internasional”, dalam http://ayub.staff.hukum.uns.ac.id/artikel-artikel/hukuman-mati-menurut-perspektif-ham-internasional/, diakses pada 15/12/2015.

Manẓūr, Ibn, Lisān al-‘Arab, jilid 5, cet. 1, Beirut: Dār al-Kutub al-‘ilmiyyah.

Pulungan, J. Suyuthi, Fiqh Siyasah: Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran, cet. 1, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1994.

Rakhmat, Jalaluddin, Dahulukan Akhlak di Atas Fikih, cet. 3, Bandung: Muthahhari Press, 2003.

Soetjipto, Ani W. (ed.), HAM dan Politik Internasional: Sebuah Pengantar, cet. 1, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015.

Syahrur, Muhammad, Al-Kitāb wa al-Qur’ān: Qirā’ah Mu‘āṣirah, cet. 1, Kairo: Sīnā & al-Ahāliy, 1992.

Syahrur, Muhammad, Prinsip dan Dasar Hermeneutika Hukum Islam Kontemporer, penerjemah: Sahiron Syamsuddin & Burhanudin Dzikri, cet. 5, Yogyakarta: eLSAQ Press, 2012.

Tim Penulis Paramadina, Fiqih Lintas Agama Membangun Masyarakat Inklusif-Pluralis, cet. 7, Jakarta: Paramadina & The Asia Foundation, 2005.

UUD 1945, Berita Republik Indonesia, Tahun II No. 17, 15 Februari 1946.




DOI: 10.24235/mahkamah.v1i1.258

Article Metrics

Abstract view : 586 times
PDF - 693 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.