Membaca Keturunan Arab di Palembang: Dari Kedatangan Hingga Kini

Aulia Novemy Dhita(1*), Sesilia Dwi Putri(2),


(1) Sriwijaya University
(2) Sriwijaya University
(*) Corresponding Author

Abstract


Abstract: The existence of Arab descent in Palembang has a long historical path. This study aims to describe the history of the arrival of the Arabs to their present life. To answer this problem, this study uses historical methods (heuristics, interpretation, source criticism and historiography). The results showed that the Arabs in Palembang were dominated by Hadramaut. During the Sultanate of Palembang they had a special position at the Palace as religious advisors to the Sultan and were allowed to establish settlements on land. In the trade sector they control the trade in the micro sector and can carry out economic interactions with the community in the Uluan area. This situation changed after the abolition of the Palembang Sultanate. The Dutch colonial government restricted the economic movements of the Arabs. However, some Arab descendants have good relations with the Dutch so that they are able to survive. Currently they live side by side with ‘wong’ Palembang and other ethnicities. They occupy an area called Kampung Arab. In general, he works as a trader, especially in Pasar 16 Ilir and scholars.

Keywords: Arrived, Arab Descent, Kampung Arab, Palembang

 

Abstrak: Keberadaan Keturunan Arab di Palembang memiliki jalan historis yang panjang. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan sejarah kedatangan orang-orang Arab hingga kehidupannya saat ini. Untuk menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan metode historis (heuristik, interpretasi, kritik sumber dan historiografi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang Arab di Palembang didominasi dari Hadramaut. Pada masa Kesultanan Palembang mereka memiliki kedudukan istimewa di Istana sebagai penasehat agama Sultan dan diizinkan mendirikan pemukiman di darat. Dalam bidang perdagangan mereka menguasai perdagangan sektor mikro dan dapat melakukan interaksi ekonomi dengan masyarakat di wilayah uluan. Keadaan ini berubah pasca dihapuskannya Kesultanan Palembang. Pemerintah kolonial Belanda membatasi gerak ekonomi orang-orang Arab. Namun demikian beberapa keturunan Arab memiliki hubungan baik dengan Belanda sehingga mampu tetap bertahan. Saat ini mereka hidup berdampingan dengan wong Palembang dan masyarakat dari etnis lain. Mereka menempati wilayah yang disebut Kampung Arab. Secara umum berprofesi sebagai pedagang terutama di Pasar 16 Ilir dan ulama.

Kata Kunci: Kedatangan, Keturunan Arab, Kampung Arab, Palembang


Full Text:

PDF


DOI: 10.24235/tamaddun.v9i1.8174

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Tamaddun : Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam

Tamaddun indexed by:

This journal provides immediate pen access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

View My Stats Jurnal Tamaddun Published by Department History and Islamic Civilization, Faculty of Ushuluddin, Adab, and Da`wah, IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Editorial Office:

FUAD Building, 2st Floor, Department History and Islamic Civilization, Faculty of Ushuluddin, Adab, dan Da`wah, IAIN Sheikh Nurjati Cirebon.  Perjuangan Street of Sunyaragi, Cirebon City, West Java, Indonesia 45132 Phone. 0231-481264, Fax. 0231-489926, Email: jurnaltamaddun@syekhnurjati.ac.id