PERSPEKTIF MASYARAKAT TERHADAP TAHLIL SEBAGAI BAGIAN DARI KEBUDAYAAN INDONESIA

Fenita Oktaviani Rachmat(1*), Adelina Rizkyta Nuramalia(2), Elmalia Futri(3), Rifa Sani Alfazriani(4), Hisny Fajrussalam(5),


(1) Indonesian University of Education
(2) Indonesian University of Education
(3) Indonesian University of Education
(4) Indonesian University of Education
(5) Indonesian University of Education
(*) Corresponding Author

Abstract


Before the spread of Islamic teachings in Indonesia, people were very bound by traditions that had been passed down from generation to generation. Islam in Indonesia spread widely which was brought by Wali Songo. Tahlilan is a culture that has existed for a long time, carried out by Muslims, especially in Indonesia, which has become a part of the life of the community. There are different opinions about the law / Islamic law to carry out the tahlilan tradition. It is permissible to perform it based on Islamic shariah or law, because the main activity of the tahlilan activity itself is the recitation of the holy verses of the Qur'an, kalimah thayyibah dzikr, tasbik, Tahmid, Tahlil, g Shalawat to the Prophet Muhammad SAW and close by the Du'a. The method used in this study is qualitative, namely the data used in the form of words and survey results to find out   how the community's perspective on the tahlilan tradition is. Then the data collected is in the form of a survey from the community via a google form link. The results of this study draw a conclusion that shows that people carry out the tahlilan as part of their tradition and to pray for someone who has died.

Keywords : Perspective, Tradition, Tahlil

 

 

 

Abstrak

Sebelum tersebarnya ajaran Islam di Indonesia masyarakat sangat terikat dengan adat istiadat sudah turun temurun. Islam di Indonesia tersebar luas yang dibawa oleh Wali Songo. Tahlilam merupakan sebuah budaya yang sudah ada sejak lama dilakukan oleh umat Islam khususnya di Indonesia yang sudah menjadi suatu bagian dari kehidupan masyarakat. Namun, terdapat pandang masyarakat yang berbeda tentang boleh atau tidaknya melaksanakan tradisi tahlilan. Salah satu hukum dari tahlilan yakni mubah (boleh), selama yang dikerjakan tidak termasuk hal yang menyimpang dalam syariat Islam, karena isi dari kegiatan tahlilan itu sendiri adalah membaca ayat suci Al-qur’an, membaca kalimat Thayyibah, dzikir, Tasbik, Tahmid, Tahlil, membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan diakhiri dengan membaca Do’a. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu data yang digunakan berupa kata-kata dan hasil survey utnuk mengetahui bagaimana perspektif masyarakat terhadap tradisi tahlilan.Kemudian data yang dikumpulkan berupa survey dari masyarakat melalui link google form. Hasil dari penelitian ini menarik sebuah kesimpulan yang menunjukkan bahwa masyarakat melaksanakan tahlilan sebagai sebuah tradisi dengan tujuan untuk mendo’akan seseorang yang sudah meninggal dunia.

Kata Kunci :Perspektif, Tradisi, Tahlilan


Keywords


Perspective, Tradition, Tahlilan

Full Text:

PDF

References


Aditya, Rifan. (2021). “Benarkah Tahlilan Bid’ah? Ini Hukum Melakukan Tahlilan Menurut Buya Yahya.”

Andi Warisno. (2017). “Tradisi Tahlilan Upaya Menyambung Silaturahmi Andi Warisno .” Ri‟Ayah 02:69–79.

Asikin, Hendi. (2021). “Persepsi Tradisi Tahlilan Dalam Masyarakat Indonesia (Studi Kritis Ayat-Ayat Tahlilan Dalam Kitab Tafsīr Al-Misbaḥ Karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab).” Tesis 1–211.

Dahlan, Moh. (2007). “Dialektika Hukum Islam Dan Budaya: Kajian Terhadap Budaya Tahlilan.” Al Mawarid 17:10–16

Hakim, Apip Rahman. (2019). “Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Tahlilan: Studi Terhadap Masyarakat Kampung Arab Al Munawar 13 Ulu Palembang.”

Hatimah, Husnul, Emawati, and Muhammad Husni. (2021). “Tradisi Tahlilan Masyarakat Banjar Di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya.” Syaams: Jurnal Studi Keislaman 2(1):8.

Hinestroza, Denniye. (2018). “No Titleااااا.” مجلة جامعة كركوك للدراسات الانسانية 7:1–25.

Mas’ari, Ahmad. (2017). “Tradisi Tahlilan : Potret Akulturasi Agama Dan Budaya Khas Islam Nusantara Tradition Tahlilan : Portrait Acculturation Islam Religion and Culture Typical Nusantara.” KONTEKSTUALITA Jurnal Penelitian Sosial Dan Keagamaan 33(1):78–95.

Minarto, Soerjo Wido. (2011). “Tahlil Sebuah Seni Ritual Kematian Pada Kepercayaan Islam Jawa.” Universiitas Negeri Malang 9(2):1–3.

Nasir, Rahmi. 2018. Tradisi Tahlilan Dalam Kehidupan Masyarakat Kelurahan Manongkoki Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar (Tijauan Pendidikan Islam).

Panuntun, Hidayat. (2013). “Saat Para Wali (Mewanti-Wanti) ‘Budaya’ Selamatan/Tahlilan (Part 1).”Penelitian Agama Dan Masyarakat 2(2):189. doi: 10.14421/panangkaran.2018.0202-01.

Riskasari, Ana. (2019). “Pengaruh Persepsi Tradisi Tahlilan Di Kalangan Masyarakat Muhammadiyah Terhadap Relasi Sosial Di Desa Gulurejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta.” Panangkaran: Jurnal

Rodin, Rhoni. (2013). “Tradisi Tahlilan Dan Yasinan.” IBDA` : Jurnal Kajian Islam Dan Budaya 11(1):76–




DOI: 10.24235/oasis.v7i1.10924

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Oasis : Jurnal Ilmiah Kajian Islam

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Saat ini e-journal OASIS telah terindeks pada :

                            

                                                                                                                            
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

  
OASIS by http://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/oasis/is licensed under Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0)